Sunday, February 12, 2012

Pura Hindu bali diresmikan di kota Hamburg

,
Dengan dukungan KJRI Hamburg Umat Hindu Bali di Jerman (Nyama Braya Bali)  telah merayakan peresmian (pemlaspasan) pura Hindu Bali di kota Hamburg di saat perayaan Kuningan yang jatuh pada hari Sabtu 22 Mei 2010.
Nyama Braya Bali, Tempek Hamburg akan menjadi tuan rumah bagi Nyama Braya Bali Jerman pada khususnya dan umat Hindu Dharma Eropa pada umumnya. Acara  diselenggarakan di area Museum Etnologi (Völkerkundemuseum) Hamburg, tempat terletaknya pura tersebut.
Seperti layaknya pembangunan sebuah Pura di Indonesia, pembangunan Pura di area museum Völkerkunde di bangun dengan aturan yang memenuhi semua standar keagamaan, sehingga bangunan Pura yang diwujudkan tidak hanya menampilkan sebuah bangunan dengan nilai seni semata melainkan juga memiliki nilai spiritual yang memenuhi fungsi keagamaan sebagai sebuah Pura tempat pemujaan kepada Tuhan yang Mahaesa. Dengan berdirinya pura Hindu Bali yang memang bersifat terbuka, diharapkan juga akan meningkatkan dialog budaya antara Indonesia dan Jerman maupun dialog antar umat beragama.
Pura Bali di Hamburg merupakan pura Bali pertama di Jerman dan satu-satunya Pura Bali yang dapat diakses secara umum di Eropa.
Pembangunan Pura tersebut terwujud berkat inisiatif dari Luh Gede Juli Wirahmini Biesterfeld. Juli telah mengorganisasikan pembelian bahan bangunan Pura di Bali, pengirimannya dari Bali dan proses pembangunan di Hamburg, hingga selesai pada akhir tahun 2009. Sebelum bisa digunakan perlu ada upacara pemlaspasan yang akan dilaksanakan pada tanggal 22 Mei tersebut.
Upacara dimulai jam 09.30 dipimpin oleh Ida Bhagawan Dwija. Kedatangan tamu undangan dijadwalkan jam 12:00 dilanjutkan dengan makan siang. Selain upacara agama, acara Pemlaspasan pura dan perayaan hari raya Kuningan juga akan digunakan untuk mempromosikan pariwisata Indonesia melalui penampilan seni budaya Bali. Acara Hiburan tersebut yang diisi dengan tarian dan musik Bali akan dimulai sekitar jam 15:00.
Hamburg, 11 Mei 2010
Sumber : KJRI Hamburg

Pura Hindu di Belgia

,
Pura Hindu di Belgia
Melihat foto-foto diatas, dengan suhu udara yang dingin dan berkabut seakan mengingatkan kita akan Pura Gelap di Besakih yang keseluruhan bangunan phisik Puranya terbuat dari Paras Batu. Namun kalau di amati lebih detail, Pura diatas tidaklah berlokasi di Bali atau di daerah Indonesia lainnya melainkan berlokasi di daratan Eropa yaitu di negeri Belgia !


 
Sungguh anugrah luar biasa dari Ida Sang Hyang Widi Wasa yang di berikan kepada kita semua khususnya umat hindu yang ada di Europa. Sebuah Pura yang di bangun di tengah lokasi wisata taman burung yang luasnya 55 hektar, di dirikan oleh orang belgia yang bernama ERIC DOMB. adapun alasan beliau mendirikan Pura tersebut dikarenakan kecintaannya yang sangat luar biasa akan bali. Proses pembuatan Pura tersebut memang dilakukan secara bertahap dimana tahun lalu 30 orang Bali secara khusus didatangkan dari Bali ke Belgia untuk membangun Pura tersebut. Mereka datang bulan agustus sampai januari, dan melanjutkan pekerjaannya dari april 2008 hingga agustus 2008! Bahan-bahan khusus seperti paras batu , kayu jati, raab duk, yang diperlukan untuk pembangunan Pura didatangkan langsung dari Bali sampai 300 Container ! sungguh luar biasa dan sangat mengharukan melihat perjuangan orang-orang yang terlibat “ngayah” dalam penegakan Sanatana Dharma di bumi Eropa. Upacara pemlaspasan “ngenteg linggih pura ini memang belum di laksanakan, saya yakin masyarakat Hindu Bali atau Hindu Nusantara yang berdomisili di Eropa, seperti Belanda, Jerman, Inggris, Perancis, akan berbondong-bondong “tangkil” untuk melakukan persembahyangan bersama, disamping tentunya untuk melepas kerinduan akan dentingan suara Genta Pandita dan melepas kangen bertemu nyama brya bali di seluruh negeri Eropa.


Selain di Belgia, sekolompok masyarakat Bali yang merantau di negeri Jerman yang tergabung dalam banjar “Nyama Braya Bali” juga akan mendirikan Pura Jagadnata di kota Hamburg, yang pembangunannya akan di mulai setelah musim Winter berakhir yaitu sekitar bulan February 2009. dimana proses upacara yang di kenal dengan istilah “nanem Pedagingan” yaitu peletakan seperangkat sarana upacara tanda akan mulai didirikannya bangunan Pura telah dilaksanakan ketika merayakan hari raya Kuningan di bulan September 2008 kemaren. Seperti juga di Belgia, pembangunan Pura di kota Hamburg juga di biayai oleh orang lokal Jerman, yang tidak ingin di kenali namanya. Karena ikatan batin serta kecintaannya akan Bali yang sangat mendalam setelah mengunjungi pulau Bali dengan agama Hindunya, beliau merasa terpanggil untuk mewujudkan Pura Jagadnata di negeri Jerman. ibu kelian banjar NBB (Nyama Braya Bali) di Jerman yaitu Ibu Agung Aryani, sesungguhnya sudah juga mendirikan Pura (mrajan) di pekarangan rumahnya di kota Hannover, yang upacara pemlaspasan Pura Padmasari nya dilaksanakan ketika hari raya Saraswati di awal tahun 2008 kemaren.
Ida Sang Hyang Widi Wasa memang ada dimana-mana dan kapan saja (Wyapi Wyapaka). Semoga dengan keberadaan Pura-Pura di berbagai kota di daratan Eropa ini bisa membangkitkan rasa percaya diri kita semua serta meningkatkan keyakinan kita akan Sanatana Dharma Hindu dimanapun berada. Keberadaan Pura di Eropa sungguh sangat membantu mengobati kerinduan masyarakat Bali yang merantau di Eropa akan tempat kelahiran, tanah leluhur serta sanak saudara nun jauh di Bali.
sebagai penutup dari artikel ini, sekiranya ada pembaca artikel ini yang memiliki kesempatan untuk mengunjungi Eropa pada umumnya atau negara Belgia pada khususnya, jangan lupa untuk “tangkil” mebakti di Pura yang berlokasi di Belgia ini. Persisnya berlokasi di daerah perbatasan antara Belgia dengan Perancis yaitu di Parc Paradisio, Domaine de Cambron 1, 7940 Brugelette, Belgium. suksme.
gambar-gambar diatas saya pinjam dari semeton kita yang berdomisili di Belgia: http://yurana.multiply.com/photos/album/15/Balinese_Hindu_Temple_in_Belgium

 

arika's blog Copyright © 2011 | Template design by O Pregador | Powered by Blogger Templates